Antara Habibie, Dahlan Iskan, & Mobil Listrik Nasional

http://www.bisnis.com/articles/antara-habibie-dahlan-iskan-and-mobil-listrik-nasional
Kalau pesawat buatan Indonesia, biarin lewat aja, ga perlu ditembak. Soalnya bakal jatuh sendiri...”

KUTIPAN tersebut adalah salah satu dialog yang terdapat dalam film “Habibie & Ainun” yang menceritakan kisah hidup mantan presiden RI tersebut bersama istrinya dalam mengahadapi berbagai permasalahan.

Pada 1995, Habibie, yang kejeniusannya diakui masyarakat Jerman, berhasil menjadi pionir kemajuan teknologi bangsa ini dengan keberhasilannya menciptakan pesawat buatan anak negeri yang dinamai Gatotkaca N-250.

Namun, kesuksesan menciptakan pesawat buatan lokal ini banyak mendapat tantangan, seperti kepentingan politik, bisnis, hingga cibiran masyarakat yang meragukan kualitas dari buah karya Habibie tersebut.

Pesimistis dan sering menganggap remeh terhadap produk dalam negeri. Itulah yang menjadi sifat dan kebiasaan lazim dari sebagian besar penduduk di Tanah Air ketika disuguhkan sebuah produk baru karya anak bangsa.

Hampir 18 tahun berlalu sejak pesawat N-250 diterbangkan untuk pertama kalinya. Nasibnya kini entah bagaimana. Mungkin, pesawat tersebut dibaluti debu tebal dan tersimpan di sebuah hangar gelap.

Pada tahun ini, tiba-tiba masyarakat dikejutkan oleh kemunculan Dahlan Iskan dengan menggandeng beberapa anak bangsa yang memiliki kepintaran dan keahlian untuk memproduksi mobil listrik nasional.

Sekitar pertengahan tahun ini, Dahlan muncul dengan seorang pria lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) bernama Dasep Ahmadi yang berhasil menciptakan mobil listrik jenis city car di sebuah bengkel kecil di Depok, Jawa Barat.

Tanpa ragu, Dahlan mencoba mobil listrik tersebut. Meskipun sempat gagal pada test drive pertama, Menteri BUMN tersebut tidak patah semangat untuk kembali mencoba mobil hijau tersebut setelah dilakukan beberapa perbaikan.

Akhirnya, pada test drive kedua, mobil listrik tersebut tidak mengalami kendala yang berarti dan semakin memantapkan hasrat Dahlan dan Dasep untuk serius menjajaki produksi massal pada tahun depan.

Pada Minggu (23/12) kemarin, Dahlan kembali membuat kejutan. Mantan bos Grup Jawa Pos tersebut dengan sepatu kets-nya yang khas keluar dari sebuah mobil berwarna merah menyala di kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.

Masyarakat yang sedang berada di tempat tersebut sempat terkaget-kaget dan langsung mengerubungi Dahlan dan mobil merah tersebut yang merupakan mobil listrik mewah dan diberi nama Tucuxi.

Sama seperti mobil listrik kompak buatan Dasep, mobil premium dua pintu ini juga dibuat oleh salah satu putra terbaik bangsa bernama Danet Suryatama, lulusan ITS yang memiliki perusahaan Electrikcar di Amerika.

Mobil berpenumpang 4 orang ini menggunakan motor listrik yang memiliki tenaga mencapai 268 hp dengan jarak tempuh mencapai 400 km dengan satu kali pengisian baterai penuh yang mimiliki daya 61 kWh.

Tidak tanggung-tanggung, mobil hijau premium ini dibanderol dengan harga Rp1,5 miliar. Dahlan mengatakan jika semua uji coba ini berjalan lancar, maka produksi Tuxuci akan dilaksanakan tahun depan.

Namun, dia mengatakan mobil ini tidak akan diproduksi secara massal karena harganya yang mahal. Produksi akan disesuaikan dengan pesanan khusus dari masyarakat golongan atas yang berminat terhadap mobil tersebut.

Tucuxi saat ini masih mengandalkan komponen baterai dan motor listrik yang diimpor dari Amerika Serikat. Namun, dari kabar yang beredar, PT Nipress Tbk siap memproduksi baterai agar tingkat kandungan komponen lokalnya semakin tinggi.

Komentar masyarakat terhadap kehadiran mobil listrik lokal ini bervariasi. Sebagian ada yang memuji, tetapi banyak juga yang memberikan komentar negatif mengenai kualitas mobil hijau tersebut.

Dahlan mungkin memang berbeda dengan Habibie. Namun, mereka memiliki semangat yang sama untuk memajukan perkembangan teknologi di dalam negeri melalui penciptaan produk-produk yang berkualitas.

Dahulu, bangsa ini juga memiliki program mobil nasional di era Orde Baru yang nasibnya juga sama, tidak jelas seperti pesawat karya Habibie. Dasep pernah mengatakan menciptakan mobil listrik nasional ini akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia.

Menurutnya, saat ini bukan lagi era pengembangan mobil konvensional karena negara lain telah unggul jauh dalam hal tersebut. Jika bangsa ini berhasil memproduksi mobil listrik, yang sedang difokuskan di banyak negara maju, maka negara lain akan memberikan nilai lebih.

Namun, adanya kepentingan-kepentingan lain di luar program ini dikhawatirkan akan menjadi batu sandungan bagi keberhasilan produksi massal mobil listrik nasional pada tahun depan.

Hingga saat ini saja, aturan low carbon emission project (LCEP) yang memberikan insentif bagi pengembangan mobil hijau, salah satunya bagi mobil listrik, di Tanah Air belum juga tuntas sebagaimana yang dijanjikan sebelumnya.

Era pemerintahan kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyo juga akan berakhir tahun depan. Apakah program mobil listrik nasional ini akan tetap berlanjut walaupun nanti tampuk pemerintahan akan berganti pada 2014?

Trio 3D, Dahlan, Dasep, dan Danet, dan pihak terkait lainnya tetap optimistis bahwa produksi mobil listrik nasional tersebut dapa berjalan sesuai rencana meskipun berbagai tantangan dan rintangan yang siap menjegal sewaktu-waktu.

Semoga saja nasib mobil listrik nasional ini tidak sama seperti proyek-proyek pengembangan teknologi di era Orde Baru yang layu sebelum sempat berkembang. (17/Bsi) (redaksi@bisnis.co.id)

Respon Pak Habibie: 
http://mobil.lintas.me/go/index.okezone.com/bj-habibie-minta-mobil-listrik-diuji-secara-matang/

JAKARTA - Mantan Presiden RI, BJ Habibie, menilai keberadaan mobil listrik rancangan PT Sarimas Ahmadi Pratama, berpotensi menjadi solusi penghematan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional.

Seperti diketahui sebelumnya, mobil listrik Ahmadi, hasil rancangan Dasep Ahmadi, mencuat ke permukaan setelah dijajal Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan, awal pekan ini.

"Tentu bagus sekali bisa merancang mobil listrik,," kata Habibie usai menghadiri acara 'Managing the Nation With Tanri Abeng' di Pasific Place, Jalan jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (17/7/2012) malam.

Namun, kata Habibie, mobil listrik itu harus melewati serangkaian uji kelayakan sebelum akhirnya diproduksi massal. Uji kelayakan itu, kata Habibie, salah satunya meliputi faktor keamanan mobil.

"Sebelum diproduksi massal, tentunya harus dilakukan uji coba dulu," lanjut mantan Menteri Riset dan Teknologi pada era Presiden Soeharto ini.

Mobil listrik sudah diuji oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, di Depok, Jawa Barat. Dalam uji tersebut, mobil itu sempat mogok karena kehabisan daya listrik.

Habibie enggan mengomentari kemungkinan mobil listrik itu menjadi mobil nasional. "Saya tidak dapat menilai. Cuma tadi saya baca di tengah jalan mobil mogok. Kalau mau dijadikan mobil nasional harus benar-benar diuji dulu," kata Habibie.
(zwr)

Mari kita sebagai anak bangsa mulai menghargai karya anak bangsa kita sendiri. Jangan malah mencibir yang akibatnya karya tersebut tidak dihargai dibangsa sendiri.

0 Response to "Antara Habibie, Dahlan Iskan, & Mobil Listrik Nasional "

Post a Comment