Dahlan Iskan dan Ibu Pertiwi

Dahlan Iskan dan Ibu Pertiwi

Inilah Berlian Pertiwi yang mungkin belum banyak orang tahu. Semoga Menteri BUMN Dahlan Iskan bisa mengenalnya. Orang menyebutnya sebagai Ibnu Sina dari Bantul, Yogyakarta. Dialah Djaka Sasmita, ilmuan jenius sekaligus seorang dokter yang telah berhasil membantu menyembuhkan ribuan orang.

Banyak temuan-temuannya dalam bidang kedokteran yang sangat mencengankan. Test DNA yang biasanya baru diketahui hasilnya setelah berhari-hari, dia cukup setengah jam. Rendemen tebu di negara kita yang biasanya hanya 6%, atas hasil olahannya rendemen tebu itu mencapai 24%. Luar biasa.

Abah Dahlan iskan sekarang sedang mengumpulkan ''berlian-berlian pertiwi'' untuk diajak bersama-sama membangun Indonesia agar lebih baik dan lebih bermartabat. Saat peluncuran buku ''Electric Car Made in Indonesia'' hari Minggu 28 April 203 lalu, Dahlan didatangi oleh Tam Philip Enrico. Dia mengeluh karena keberhasilannya menciptakan beberapa spare parts alat-alat listrik, termasuk genset, selalu ditolak oleh BUMN yang sebenarnya sangat memerlukannya.

Akhirnya, hasil produksinya dia ekspor ke Cina, Korea, Singapura dan Jepang serta negara lainnya. Ternyata, barang-barang itu kemudian diimpor oleh BUMN-BUMN yang membutuhkannya.
Dahlan pun langsung menepuk-nepuk punggungnya. ''Ini orang yang sangat saya perlukan. Mau kan kamu sama-sama membangun bangsa dan negara kita?,'' tanya Dahlan. Philip pun langsung mengiyakan. ''Mau pak,'' katanya.

Dahlan lantas memanggil Ricky Elson. ''Riky, sini. Tolong catat nama dia dan nomor teleponnya. Kapan-kapan kita ketemu. Ini orang hebat. Kita ajak bersama-sama membangun bangsa dan negara kita,'' kata Dahlan. Philip hanya tersenyum malu-malu mendengar pernyataan Dahlan Iskan yang demikian itu.

Menjelang meninggalkan acara yang berlangsung di Gedung Gramedia Matraman, Jakarta Timur itu, saya bisikkan, kalau anak Prof. Dr. Sugiharto Wahyu yang saya pertemukan seminggu yang lalu untuk menjelaskan teknik penanaman padi Cara SRI, bahwa putranya, Dr. Bayu Kusuma Wardhani, seorang ahli Nano yang tinggal di Belanda. ''Wah... hebat sekali,'' kata Dahlan.

Anak Prof Sugiharto yang lain, Dr. Aster Wisnu Wardhani ahli robotech tinggal di Amerika dan mendapat visa AAA (Triple A) dari pemerintah Amerika Serikat, karena kemampuannya belum dimiliki oleh warga Amerika sendiri. Aster kini bekerja pada suatu lembaga riset di Amerika. Pernah suatu hari, tiba-tiba dia dipanggil oleh pimpinan lembaga riset tersebut. Aster dag dig dug, mendapat panggilan itu. ''Wah.... saya pasti dipecat dari lembaga riset ini,'' pikirnya, saat mendapat panggilan yang tidak dijelaskan masalahnya.

Memasuki suatu ruangan tempat Aster dipanggil, dia mendapati para pimpinan lembaga riset tersebut, serta para peneliti yang bergelar doktor dari berbagai disiplin ilmu telah menantinya. Sesaat kemudian pimpinan lembaga riset itu menjelaskan, kalau hasil kerjanya, yang berhasil menyelesaikan pekerjaan pembuatan alat tes kesehatan dengan hasil riil time, telah menyelesaikan program pemerintah Amerika Serikat yang terbengkalai sejak 4 tahun lalu.

''Saya kira orang Indonesia tidak ada yang hebat. Ternyata kamu orang hebat. Baru kamu yang mampu menyelesaikan proyek itu hanya dalam waktu beberapa hari,'' tegas pimpinan lembaga riset tersebut.

Aster pun mendapat penghargaan dari lembaga riset tersebut, berupa saham beberapa persen atas lembaga riset tempatnya bekerja. Beberapa waktu kemudian, Aster yang berkewargaan Negara Australia itu, lantas dikasih visa AAA (Triple A) yang berarti sebagai orang asing yang menjadi penduduk tetap (Resident Permanent) Amerika Serikat.

Sungguh luar biasa. Mungkin Aster dan Bayu itu perlu dipanggil pulang seperti Riky Elson yang ahli mobil listrik, untuk bersama-sama membangun bangsa dan negara Indonesia.... Ternyata, banyak putra dan putri Indonesia yang punya kemampuan hebat di luar negeri..... Semoga Abah Dahlan Iskan bersedia mengajak mereka kembali ke Tanah Air.... amin....

0 Response to "Dahlan Iskan dan Ibu Pertiwi"

Post a Comment